Sekuat hati bibir ini mencoba menahan
agar tak sedikitpun mengeluarkan
ungkapan-ungkapan penyesalan
karena aku telah memilihmu
Aku mencintaimu. .
benar-benar mencintaimu
dan kini saat ku mulai jenuh padamu
karena kau tak seperti yang kubayangkan. .
aku mencoba bertahan. .
berusaha menyimpan kekecewaanku dalam segenggam dongkol dalam hati
yang tak akan berani aku ungkapkan
Aku teringat waktu lalu
saat aku menampakkan rasa cintaku terhadapmu kepada teman-temanku
Taukah kau apa yang mereka lakukan?
Mereka memandangku sinis karena bagi mereka kau tak berarti
tapi aku tak pernah menghiraukannya
Kini. . .di saat aku mulai lebih jauh mengenalmu, lebih dalam memahamimu
Mengapa rasa itu tiba-tiba muncul?
Entah rasa apa itu aku tak tahu
yang aku rasa . .
kau menginginkanku untuk selalu menemanimu dan menghabiskan hari-hariku bersamamu
kau seolah tak ijinkanku mengerjakan hal lain
kau seolah memaksaku untuk selalu ada untukmu
Tapi. .
kucoba memendam rasa itu
kucoba kembali mengingat kata “cinta” yang telah kuberikan untukmu
Aku tak boleh menyerah
aku tak boleh pasrah
karena aku. .
telah berjuang demi bersanding denganmu
telah membelamu di depan orang-orang yang memandangmu sebelah mata
Kucoba tanyakan pada hati ini
“Relakah aku melepasmu? Sanggupkah aku menjauh darimu?”
Rasanya. . TIDAK! TIDAK!
Mungkin benar kata pepatah jika cinta itu memerlukan pengorbanan. . mungkin inilah pengorbanan itu. . .
Berkorban waktu, pikiran, tenaga, dan perasaan. .
Aku tak boleh menyerah. . Mencoba meyakinkan diri, tak ada yang perlu disesali karena aku telah memilihmu. . .
0 komentar:
Posting Komentar