RSS

Benda ini Menjadi Salah Satu Penyebab Polusi yang Jarang Kita Ketahui



Polusi adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi maupun materi ke dalam lingkungan sehingga menyebabkan lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Ada berbagai macam polusi, yang paling sering kita dengar adalah polusi udara dan air. Polutan atau zat penyebab polusi pun banyak jenisnya. Seringkali kita menyebut industry bahan bakar fosil atau batubara adalah penjahat terbesar bagi lingkungan. Namun ternyata ada benda yang akrab dengan kehidupan kita yang menjadi sumber permasalahan lingkungan.
Menurut laporan baru dari Ellen MacArthur Foundation (dikutip dari ecowath.com), industri fashion atau pakaian saat ini menciptakan emisi gas rumah kaca 1,2 miliar ton per tahun. Angka tersebut lebih besar daripada jumlah gas emisi yang dihasilkan dari pengiriman lewat udara dan laut. Sementara itu, Circular Fibers Initiative (yang bertujuan untuk membangun ekonomi sirkular untuk tekstil yang dimulai dengan pakaian) bersama pensiunan pelaut Inggris, Ellen MacArthur dan perancang busana, Stella McCartney menyoroti beberapa hal berikut:
1.    Setiap detik, sekitar satu truk sampah tekstil ditimbun atau dibakar.
2.    Nilai $ 500 miliar diperkirakan hilang setiap tahun karena pakaian yang nyaris tidak dipakai dan jarang didaur ulang.
3.    Kurang dari satu persen bahan yang digunakan untuk memproduksi pakaian didaur ulang menjadi pakaian baru.
4.    Pemanfaatan pakaian di seluruh dunia (jumlah rata-rata pakaian yang dikenakan sebelum berhenti digunakan) telah menurun 36 persen dibandingkan 15 tahun yang lalu.
5.    Pakaian melepaskan setengah juta ton microfiber ke laut setiap tahun, setara dengan lebih dari 50 miliar botol plastik.
6.    McCartney, seorang pendukung green fashion movement, mengkritik industri fashion karena "sangat boros dan berbahaya bagi lingkungan."
Mengutip Kompasiana.com, polyester yang merupakan salah satu bahan yang paling sering digunakan untuk membuat pakaian, menghasilkan emisi serta beberapa komponen seperti gas acid dalam proses produksinya, sehingga dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Sementara kapas, masih  menggunakan lebih dari 5.000 galon air untuk memproduksi  T-shirt dan celana jins. Proses produksi tekstil yakni tahap pencelupan kain juga menggunakan kimiawi secara intensif yang dapat mencemari lingkungan, sebagai contoh Sungai Citarum yang kini dianggap sebagai salah satu sungai paling tercemar di dunia karena sebagian besar ratusan pabrik tekstil membuang limbahnya ke sungai.
Begitu hebatnya kerusakan yang disebabkan oleh pakaian bukan? Lalu apakah berarti kita tidak boleh membeli pakaian? Berikut tindakan yang dapat kita lakukan untuk mengurangi polusi akibat pakaian.
1.      1.    Pakai lebih lama. Selembar pakaian minimal dapat digunakan 3 tahun. Reuse, reuse, reuse.
2.    Kurangi membeli pakaian.
3.    Menggunakan pakaian dengan bahan yang lebih ramah lingkungan, misalnya linen dan rayon.
4.    Tidak terlalu sering mencuci pakaian supaya menghemat energy listrik dan air.
5.    Menyeterika bukanlah suatu keharusan.
6.    Mengeringkan pakaian tanpa dryer.
7.    Menyumbangkan kepada orang yang lebih berhak, jika pakaian sudah tidak bisa kita pakai (misal tidak muat) namun masih sangat layak dipakai orang lain.
8.    Recycle atau daur ulang pakaian jika memang sudah tidak bisa digunakan, tidak langsung membuatnya. Saat ini sudah banyak ide kreasi daur ulang pakaian, seperti tas kain, keset, dsb.

Mari hidup bijak sejak dini, demi anak cucu kita ! J


sumber gambar: tribunnews.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar